Budidaya Kopi Arabika Kabupaten Kediri: Potensi, Tantangan, dan Strategi Produksi

Abstract

Arabica coffee cultivation in the Besuki region has great potential to be developed as one of the leading commodities with high economic value. Although supported by suitable agroclimatic conditions, cultivation practices in this region still face various challenges, including limited cultivation technology and low implementation of organic methods. This study aims to analyse the Arabica coffee cultivation strategies implemented by farmers in Besuki, identify the challenges they face, and explore the production potential that can be maximised through organic approaches and the integration of internal control systems (ICS). The research method used a qualitative descriptive approach through direct observation, interviews, and field documentation. The research results indicated that the gradual implementation of organic farming systems has increased Arabica coffee productivity, with production ranging from 100 to 3,000 kg per plot. Strategies such as agroforestry and intercropping with shade trees have proven effective in increasing yields and maintaining the microecosystem. However, the main challenges faced include access to organic inputs, market limitations, and the need for technical assistance. With institutional strengthening, farmer training, and certification facilitation, the Besuki region has a significant opportunity to become a competitive national and international centre for organic Arabica coffee production.

Budidaya kopi Arabika di daerah Besuki memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai salah satu, komoditas unggulan yang bernilai ekonomi tinggi. Meskipun didukung oleh kondisi agroklimat yang sesuai, praktik budidaya di wilayah ini masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk keterbatasan teknologi budidaya dan rendahnya penerapan metode organik secara menyeluruh. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi budidaya kopi Arabika yang diterapkan oleh petani di Besuki, mengidentifikasi tantangan yang mereka hadapi, serta mengeksplorasi potensi produksi yang dapat dimaksimalkan melalui pendekatan organik dan integrasi sistem pengawasan internal (ICS). Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif melalui observasi langsung, wawancara, dan dokumentasi di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem budidaya organik secara bertahap telah meningkatkan, produktivitas kopi Arabika, dengan produksi berkisar antara 100 hingga 3.000 kg dalam satu lahan. Strategi seperti agroforestri dan tumpangsari dengan tanaman penaung terbukti efektif dalam meningkatkan hasil serta menjaga ekosistem mikro. Namun, kendala ,utama yang dihadapi meliputi akses terhadap input organik, keterbatasan pasar, dan kebutuhan pendampingan teknis. Dengan penguatan kelembagaan, ,pelatihan petani, dan fasilitasi sertifikasi, daerah Besuki memiliki peluang besar untuk menjadi pusat produksi kopi Arabika organik yang kompetitif secara nasional maupun internasional.