Pengaruh Dosis Pupuk Hayati pada Berbagai Jenis Tanah terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena L.)

Abstract

Purple eggplant (Solanum melongena L.) is a highly regarded vegetable known for its rich nutritional value and economic significance. This study seeks to evaluate the impact of various biofertiliser dosages on the growth and yield of purple eggplant across different soil types. The research was conducted in Koya Koso Village, Abepura District, Jayapura City, Papua, from January to April 2024. The methodology employed a 3x3 factorial experimental design featuring a completely randomised design (CRD) with three replications. Two factors were examined: the dosages of symbiotic biofertilisers, which included: 40 ml per polybag (D1), 70 ml per polybag (D2), 100 ml per polybag (D3), and three types of soil, namely red-yellow podzolic soil (T1), entisol soil (T2), and humus soil (T3). Statistical analysis was performed using the F test at 5% and 1% significance levels. If significant differences were detected, further analysis would be conducted using the DMRT test at the 5% level. The results indicated a significant interaction between the combinations of biofertiliser dosages and soil types concerning the growth parameters of plant height and the number of leaves of purple eggplant at 15, 25, 35, and 45 (DAP). However, no significant difference in plant height was recorded on the 15th day. Furthermore, the combinations of biofertiliser treatments and soil types significantly influenced the weight, diameter, length, and number of fruits harvested, which were assessed on the 75th day after planting.

Terung ungu (Solanum melongena L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat populer, dikenal karena kandungan gizi dan nilai ekonominya yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh variasi dosis pupuk hayati pada berbagai jenis tanah terhadap pertumbuhan dan hasil panen terung ungu. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Koya Koso, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua, sepanjang periode Januari hingga April 2024. Metodologi yang dipakai adalah desain percobaan faktor 3x3 dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan pengulangan tiga kali. Dalam eksperimen ini, terdapat dua faktor yang diuji, yaitu dosis pupuk hayati (D) yang terdiri atas: 0 ml/polybag (D1), 70 ml/polybag (D2), 100 ml/polybag (D3), dan tipe tanah (T), yang terdiri atas: tanah podsolik merah kuning (T1), tanah entisol (T2), tanah humus (T3). Analisis data dilakukan secara statistik dengan uji F pada tingkat signifikansi 5% dan 1%. Jika hasil menunjukkan perbedaan signifikan, maka dilanjutkan dengan uji DMRT pada tingkat 5%. Temuan penelitian menunjukkan adanya interaksi signifikan antara kombinasi dosis pupuk hayati 100 ml/polybag dan tanah humus (D3T3) terhadap pertumbuhan tinggi tanaman serta jumlah daun terung ungu pada usia 15, 25, 35, dan 45 HST, kecuali untuk tinggi tanaman pada hari ke-15 yang tidak menunjukkan perbedaan signifikan. Selain itu, kombinasi antara dosis pupuk hayati 100 ml/polybag dan tanah humus (D3T3) juga memiliki dampak signifikan terhadap berat, diameter, panjang, dan jumlah buah terung ungu saat panen umur 75 HST.